Jumat, 03 Januari 2014

Makalah Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pendidikan


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Pendidikan merupakan kebutuhan pokok manusia, sebab pendidikan digunakan sebagai alat untuk membantu hidup di masa yang akan datang agar menjadi lebih baik. Dengan pendidikan manusia akan mendapatkan banyak hal yang belum ia ketahui sebelumnya.
 Kapan pendidikan itu di dapat? Sebenarnya setiap orang sudah mendapatkan pendidikan sejak ia dilahirkan, mulai dari sesuatu yang paling sederhana memudian beranjak kepada hal-hal yang lebih besar seiring berjalannya usia. Dan untuk menunjang pendidikan agar lebih baik, biasanya seseorang itu di masukkan dalam sebuah instansi pendidikan formal, sekolah misalnya.
Tentunya untuk bisa mewujudkan tujuan daripada pendidikan itu sendiri membutuhkan proses yang panjang, usaha dan pengorbanan yang tidak mudah. Usaha yang dilakukan dilakukan dalam rangka untuk mendapatkan pendidikan misalnya adalah belajar. Tentunya dalam usaha tersebut juga banyak faktor-faktor yang berpengaruh, baik yang mendorong maupun yang menghambat. Untuk lebih jelasnya faktor-faktor tersebut akan di paparkan dalam makalah ini.

B.     Rumusan masalah
1.      Apa pengertian belajar?
2.      Apa saja faktor-faktor yang memengaruhi belajar?

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Belajar
Belajar menurut bahasa adalah learning atau sinau. Sedangkan belajar menurut istilah banyak dikemukakan oleh para ahli pendidikan  seperti Howard L. Kingsleny. Dia mendefinisikan belajar sebagai: learning is the process by which behavior is originated or changed through practice or training (belajar adalah proses ketika tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui praktik atau latihan).[1]
James O. Wittaker mendefinisikan belajar sebagai: “learning is the process by which behavior originates or is altered through training or experience (belajar adalah proses ketika tingkah laku di ubah melalui latihan atau pengalaman).
Jadi belajar dapat di definisikan sebagai: learning is the process by which behavior is originated or changed through practice, training, and experience (belajar adalah proses ketika tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui praktik, latihan dan pengalaman.
Dari definisi-definisi di atas dapat disimbulkan hal-hal pokok belajar yaitu:
1.      Perubahan dengan mendapatkan kecakapan baru.
2.      Latihan atau praktik terjadi karena usaha.
3.      Perubahan tingkah laku aktual atau potensial.

B.     Faktor-Faktor yang Memengaruhi Belajar
            Ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi proses dan hasil belajar. Secara garis besar faktor tersebut dapat di bagi dalam dua bagian yaitu faktor dari dalam (internal) dan faktor dari luar (eksternal).
1.      Faktor Internal
      Faktor dari dalam (internal) meliputi faktor-faktor sebagai berikut:
a.       Faktor Fisiologi (fisik)
            Faktor fisiologi adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik peserta individu. Faktor ini dibedakan menjadi dua macam yaitu:
            Pertama: keadaan tonus jasmani, yaitu keadaan dimana kondisi tubuh sehat, bugar, lemah ataupun sakit. Jika kondisi sehat dan bugar maka akan memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan dan proses belajar, sedangkan jika tubuh lemah dan sakit maka hasil belajar yang akan dicapai menjadi kurang maksimal. Oleh karena itu keadaan tonus jasmani sangat berpengaruh untuk belajar dan perlu di jaga misalnya dengan makan makanan yang sehat dan bergizi secara teratur, olahraga secara teratur dan istirahat yang cukup.
            Kedua yaitu fungsi fisiologi yang berupa panca indera. Panca indra memiliki peran besar dalam proses belajar, yaitu sebagai pintu masuk bagi segala informasi yang diterima dan ditangkap oleh manusia, terutama yang berperan adalah mata dan telinga. Panca indera yang baik akan mempermudah aktivitas belajar dengan baik pula.
b.      Faktor Psikologi (psikis)
            Faktor psikologi adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan keadaan psikologi seseorang yang berpengaruh terhadap proses dan kegiatan belajar. Faktor ini dibagi lagi menjadi beberapa faktor lagi, yaitu:
1)      Tingkat kecerdasan / intelegensi peserta didik
      Pada umumnya kecerdasan diartikan sebagai kemampuan psiko fisik dalam mereaksikan rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan melalui cara yang tepat. Dengan begitu, kecerdasan tidak hanya berkaitan dengan otak saja tetapi juga organ tubuh lainnya. Namun apabila dikaitkan dengan kecerdasan tetntunya otak sebagai organ terpenting karena fungsi otak merupakan pengendali tertinggi (executive control) dari semua aktivitas manusia.
      Para ahli membagi tingkat kecerdasan menjadi bermacam-macam, salah satunya berdasarkan tes Stanford Biner yang telah direvisi oleh Terman dan Merill sebagai berikut:

Distribusi Kecerdasan (IQ) Menurut Stanford Revision

Tingkat kecerdasan (IQ)
Klasifikasi
140 – 169
Amat superior
120 – 139
Superior
110 – 119
Rata-rata tinggi
90 – 109
Rata-rata
80 – 89
Rata-rata rendah
70 – 79
Batas lemah mental
20 — 69
Lemah mental

Dari table tersebut, dapat diketahui ada 7 penggolongan tingkat kecerdasan manusia, yaitu:
- Kelompok kecerdasan amat superior (very superior) merentang antara IQ 140—IQ 169;
-   Kelompok kecerdasan superior merentang antara IQ 120—IQ 139;
- Kelompok rata-rata tinggi (high average) menrentang anatara IQ 110—IQ 119;
-    Kelompok rata-rata (average) merentang antara IQ 90—IQ 109;
- Kelompok rata-rata rendah (low average) merentang antara IQ 80—IQ 89;
- Kelompok batas lemah mental (borderline defective) berada pada IQ 70—IQ 79;  
-  Kelompok kecerdasan lemah mental (mentally defective) berada pada IQ 20—IQ 69, yang termasuk dalam kecerdasan tingkat ini antara lain debil, imbisil, idiot.
Peluang sukses dalam belajar seorang peserta didik bisa juga ditentukan dari tingkat IQ nya, semakin tinggi IQ semakin besar pula peluang suksesnya.
2)      Sikap (attitude) peserta didik
        Sikap adalah kecenderungan seseorang untuk mereaksi orang lainnya atau sesuatu yang relatif tetap. Contohnya sikap suka atau tidak suka terhadap guru atau mata pelajaran yang diajarkan. Hal tersebut juga dapat mempengaruhi sukses atau tidaknya belajar seorang peserta didik.
3)    Bakat (aptitude) peserta didik
        Bakat adalah kemampuan seseorang untuk melakukan sesuatu tanpa banyak bergantung pada pendidikan dan latihan. Sebenarnya  bakat itu sudah ada sejak seseorang dilahirkan namun kebanyakan orang mengetahui bkat yang dimiliki ketika proses tumbuh kembang bahkan setelah dewasa. Peserta didik yang amat berbakat (talented child) akan lebih mudah belajar sesuai bakat yang ia punya.
4)      Minat (interest) peserta didik
   Minat adalah kegairahan yang tinggi terhadap sesuatu dan untuk melakukan sesuatu. Minat bisa di artikan sebagai kemauan. Kemauan ini memegang peran penting dalam belajar. Adanya kemauan besar akan belajar dapat mendorong sukses atau tidaknya peserta didik.
5)      Motivasi peserta didik
     Motivasi adalah segala sesuatu yang menjadi pendorong timbulnya segala sesuatu. Motivasi terbagi menjadi dua macam yaitu: motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.
      Motivasi intrinsik adalah motivasi yang berasal dari dalam diri seseorang atau motivasi yang erat hubungannya dengan tujuan belajar.[2] Misalnya ingin memahami suatu konsep, ingin memperoleh pengetahuan, kemampuan dan sebagainya.
   Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang datangnya dari luar diri individu atau tidak ada kaitannya dengan tujuan belajar. Misalnya belajar karena takut pada guru atau ingin lulus dan memperoleh nilai tinggi.

6)      Rasa percaya diri peserta didik
      Rasa percaya diri timbul dari keinginan mewujudkan diri bertindak dan berhasil. Dari segi perkembangan rasa percaya diri timbul karena adanya pengakuan dari lingkungan. Contoh makin sering seorang peserta didik berhasil menyelesaikan tugas maka makin sering mendapat pengakuan umum baik dari guru atau temannya sehingga rasa percaya diri semakin kuat. Begitu sebaliknya semakin sering mengalami kegagalan maka rasa tidak percaya diri yang semakin mendominasi.[3]
2.       Faktor Eksternal
   Faktor eksternal di bagi menjadi dua, yaitu:
a.  Faktor  lingkungan sosial
Lingkungan sosial meliputi:
1)       Lingkungan sosial keluarga
                    Ketegangan keluarga, sifat-sifat orang tua, pengelolaan keluarga, dan hubungan antar anggota  keluarga, semua itu dapat memengaruhi kegiatan belajar.
2)         Lingkungan sosial sekolah
     Guru, administrasi dan teman-teman sekelas dapat memengaruhi belajar seorang peserta didik. Hubungan yang baik antara ketiganya dapat menjadi motivasi bagi siswa untuk belajar lebih baik di sekolah. Maka para pendidik atau guru perlu memerhatikan dan memahami peserta didiknya.
3)       Lingkungan sosial masyarakat
Kondisi lingkungan tempat tinggal berpengaruh besar terhadap proses belajar seorang peserta didik. Jika lingkungannya kumuh, tidak terawat, banyak anak terlantar maka ia akan malas untuk belajar dikarnakan tidak ada teman belajar dan sebagainya.
b.  Lingkungan non_sosial
            Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non-sosial adalah:
1)       Lingkungan alamiah
  Kondisi lingkungan alam yang mendukung akan memengaruhi proses belajar, seperti kondisi udara yang segar, sinar yang tidak terlalu kuat, suasana yang sejuk dan tenang. Sebaliknya kondisi alam yang tidak mendukung akan menghambat proses belajar.
2)       Faktor instrumental
     Yaitu perangkat belajar yang dapat digolongkan menjadi dua macam. Pertama hardware, seperti gedung sekolah, alat-alat belajar, fasilitas belajar dll. Kedua software, seperti kurikulum sekolah, peraturan-peraturan sekolah, buku panduan, silabus dan sebagainya.
3)      Faktor materi pelajaran yang diajarkan kepada siswa
      Faktor ini disesuaikan dengan perkembangan peserta didik, begitu juga dengan metode mengajar seorang pendidik harus disesuaikan perkembangan peserta didik pula. Oleh karena itu pendidik harus menguasai materi dan beberapa metode belajar yang dapat diterapkan sesuai dengan kondisi peserta didik agar dapat memberikan kontribusi yang positif terhadap aktivitas belajar siswa.

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
            Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses ketika tingkah laku di ubah melalui praktik, latihan dan pengalaman. Dalam proses belajar itu sendiri terdapat beberapa faktor yang berpengaruh besar, baik menghambat proses belajar atau mendorong. Faktor-faktor tersebut secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
1.      Faktor dari dalam (internal)
a.       Faktor fisiologi (fisik)
1)      Tonus jasmani (kondisi tubuh)
2)      Fungsi fisiologi (panca indera)
b.      Faktor psikologi (psikis)
1)      Tingkat kecerdasan
2)      Sikap (attitude)
3)      Bakat (aptitude)
4)      Minat (interest)
5)      Motivasi
6)      Rasa percaya diri
2.      Faktor dari luar (eksternal)
a.       Faktor lingkungan sosial
1)      Lingkungan sosial keluarga
2)      Lingkungan sosial sekolah
3)      Lingkungan sosial masyarakat
b.      Faktor lingkungan non-sosial
1)      Lingkungan alamiah
2)      Faktor instrumental
3)      Faktor materi yang akan diajarkan









DAFTAR PUSTAKA
Baharuddin, Pendidikan Psikologi Perkembangan, Yogyakarta: Ar-Ruzz media, 2009.
Sabri, Alisuf , Psikologi Pendidikan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2010.
Wahib, Abdul dan mustaqim, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010.
http://seputarkampusorange.blogspot.com, diakses tanggal 06 april 2013.




  







[1] Baharudin, Pendididkan dan Psikologi Perkembangan (Yogyakarta: AR-RUZZMEDIA, 2009) hlm. 163.
[2] M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2010) hlm. 85.
[3] Fajar Mallajareng, “Faktor Yang Mempengaruhi Belajar”, dalam http://seputarkampusorange.blogspot.com, diakses tanggal 06 april 2013.

0 komentar:

Posting Komentar