BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Pendidikan merupakan kebutuhan pokok manusia, sebab pendidikan
digunakan sebagai alat untuk membantu hidup di masa yang akan datang agar
menjadi lebih baik. Dengan pendidikan manusia akan mendapatkan banyak hal yang
belum ia ketahui sebelumnya.
Kapan pendidikan itu di
dapat? Sebenarnya setiap orang sudah mendapatkan pendidikan sejak ia
dilahirkan, mulai dari sesuatu yang paling sederhana memudian beranjak kepada
hal-hal yang lebih besar seiring berjalannya usia. Dan untuk menunjang
pendidikan agar lebih baik, biasanya seseorang itu di masukkan dalam sebuah
instansi pendidikan formal, sekolah misalnya.
Tentunya untuk bisa mewujudkan tujuan daripada pendidikan itu
sendiri membutuhkan proses yang panjang, usaha dan pengorbanan yang tidak
mudah. Usaha yang dilakukan dilakukan dalam rangka untuk mendapatkan pendidikan
misalnya adalah belajar. Tentunya dalam usaha tersebut juga banyak
faktor-faktor yang berpengaruh, baik yang mendorong maupun yang menghambat.
Untuk lebih jelasnya faktor-faktor tersebut akan di paparkan dalam makalah ini.
B.
Rumusan masalah
1.
Apa
pengertian belajar?
2.
Apa
saja faktor-faktor yang memengaruhi belajar?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Belajar
Belajar menurut bahasa adalah learning
atau sinau. Sedangkan belajar menurut istilah banyak dikemukakan oleh
para ahli pendidikan seperti Howard L.
Kingsleny. Dia mendefinisikan belajar sebagai: learning is the process by
which behavior is originated or changed through practice or training (belajar
adalah proses ketika tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui praktik atau
latihan).[1]
James O. Wittaker mendefinisikan
belajar sebagai: “learning is the process by which behavior originates or is
altered through training or experience (belajar adalah proses ketika
tingkah laku di ubah melalui latihan atau pengalaman).
Jadi belajar dapat di definisikan
sebagai: learning is the process by which behavior is originated or changed
through practice, training, and experience (belajar adalah proses ketika
tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui praktik, latihan dan pengalaman.
Dari definisi-definisi di atas dapat
disimbulkan hal-hal pokok belajar yaitu:
1.
Perubahan
dengan mendapatkan kecakapan baru.
2.
Latihan
atau praktik terjadi karena usaha.
3.
Perubahan
tingkah laku aktual atau potensial.
B.
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Belajar
Ada beberapa
faktor yang dapat memengaruhi proses dan hasil belajar. Secara garis besar
faktor tersebut dapat di bagi dalam dua bagian yaitu faktor dari dalam (internal)
dan faktor dari luar (eksternal).
1.
Faktor
Internal
Faktor dari dalam (internal) meliputi
faktor-faktor sebagai berikut:
a.
Faktor
Fisiologi (fisik)
Faktor fisiologi adalah
faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik peserta individu. Faktor
ini dibedakan menjadi dua macam yaitu:
Pertama: keadaan tonus jasmani,
yaitu keadaan dimana kondisi tubuh sehat, bugar, lemah ataupun sakit. Jika
kondisi sehat dan bugar maka akan memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan
dan proses belajar, sedangkan jika tubuh lemah dan sakit maka hasil belajar
yang akan dicapai menjadi kurang maksimal. Oleh karena itu keadaan tonus
jasmani sangat berpengaruh untuk belajar dan perlu di jaga misalnya dengan
makan makanan yang sehat dan bergizi secara teratur, olahraga secara teratur
dan istirahat yang cukup.
Kedua yaitu fungsi fisiologi yang
berupa panca indera. Panca indra memiliki peran besar dalam proses belajar,
yaitu sebagai pintu masuk bagi segala informasi yang diterima dan ditangkap
oleh manusia, terutama yang berperan adalah mata dan telinga. Panca indera yang
baik akan mempermudah aktivitas belajar dengan baik pula.
b.
Faktor
Psikologi (psikis)
Faktor psikologi adalah
faktor-faktor yang berhubungan dengan keadaan psikologi seseorang yang
berpengaruh terhadap proses dan kegiatan belajar. Faktor ini dibagi lagi
menjadi beberapa faktor lagi, yaitu:
1)
Tingkat
kecerdasan / intelegensi peserta didik
Pada umumnya kecerdasan diartikan sebagai
kemampuan psiko fisik dalam mereaksikan rangsangan atau menyesuaikan diri
dengan lingkungan melalui cara yang tepat. Dengan begitu, kecerdasan tidak
hanya berkaitan dengan otak saja tetapi juga organ tubuh lainnya. Namun apabila
dikaitkan dengan kecerdasan tetntunya otak sebagai organ terpenting karena
fungsi otak merupakan pengendali tertinggi (executive control) dari
semua aktivitas manusia.
Para ahli membagi tingkat kecerdasan
menjadi bermacam-macam, salah satunya berdasarkan tes Stanford Biner
yang telah direvisi oleh Terman dan Merill sebagai berikut:
Distribusi Kecerdasan (IQ) Menurut
Stanford Revision
Tingkat kecerdasan (IQ)
|
Klasifikasi
|
140 – 169
|
Amat
superior
|
120 – 139
|
Superior
|
110 – 119
|
Rata-rata
tinggi
|
90 – 109
|
Rata-rata
|
80 – 89
|
Rata-rata
rendah
|
70 – 79
|
Batas
lemah mental
|
20 — 69
|
Lemah
mental
|
Dari table
tersebut, dapat diketahui ada 7 penggolongan tingkat kecerdasan manusia, yaitu:
- Kelompok kecerdasan amat superior (very superior)
merentang antara IQ 140—IQ 169;
- Kelompok
kecerdasan superior merentang antara IQ 120—IQ 139;
- Kelompok rata-rata tinggi (high average)
menrentang anatara IQ 110—IQ 119;
- Kelompok
rata-rata (average) merentang antara IQ 90—IQ 109;
- Kelompok rata-rata rendah (low average)
merentang antara IQ 80—IQ 89;
- Kelompok batas lemah mental (borderline
defective) berada pada IQ 70—IQ 79;
- Kelompok
kecerdasan lemah mental (mentally defective) berada pada IQ 20—IQ 69,
yang termasuk dalam kecerdasan tingkat ini antara lain debil, imbisil, idiot.
Peluang sukses dalam belajar seorang peserta didik bisa juga
ditentukan dari tingkat IQ nya, semakin tinggi IQ semakin besar pula peluang
suksesnya.
2)
Sikap
(attitude) peserta didik
Sikap adalah kecenderungan
seseorang untuk mereaksi orang lainnya atau sesuatu yang relatif tetap.
Contohnya sikap suka atau tidak suka terhadap guru atau mata pelajaran yang
diajarkan. Hal tersebut juga dapat mempengaruhi sukses atau tidaknya belajar
seorang peserta didik.
3)
Bakat (aptitude) peserta didik
Bakat adalah kemampuan
seseorang untuk melakukan sesuatu tanpa banyak bergantung pada pendidikan dan
latihan. Sebenarnya bakat itu sudah ada
sejak seseorang dilahirkan namun kebanyakan orang mengetahui bkat yang dimiliki
ketika proses tumbuh kembang bahkan setelah dewasa. Peserta didik yang amat
berbakat (talented child) akan lebih mudah belajar sesuai bakat yang ia punya.
4)
Minat
(interest) peserta didik
Minat adalah kegairahan
yang tinggi terhadap sesuatu dan untuk melakukan sesuatu. Minat bisa di artikan
sebagai kemauan. Kemauan ini memegang peran penting dalam belajar. Adanya
kemauan besar akan belajar dapat mendorong sukses atau tidaknya peserta didik.
5)
Motivasi
peserta didik
Motivasi adalah segala
sesuatu yang menjadi pendorong timbulnya segala sesuatu. Motivasi terbagi
menjadi dua macam yaitu: motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.
Motivasi intrinsik adalah motivasi yang
berasal dari dalam diri seseorang atau motivasi yang erat hubungannya dengan
tujuan belajar.[2]
Misalnya ingin memahami suatu konsep, ingin memperoleh pengetahuan, kemampuan
dan sebagainya.
Sedangkan motivasi
ekstrinsik adalah motivasi yang datangnya dari luar diri individu atau tidak
ada kaitannya dengan tujuan belajar. Misalnya belajar karena takut pada guru
atau ingin lulus dan memperoleh nilai tinggi.
6)
Rasa
percaya diri peserta didik
Rasa percaya diri timbul dari keinginan
mewujudkan diri bertindak dan berhasil. Dari segi perkembangan rasa percaya
diri timbul karena adanya pengakuan dari lingkungan. Contoh makin sering
seorang peserta didik berhasil menyelesaikan tugas maka makin sering mendapat
pengakuan umum baik dari guru atau temannya sehingga rasa percaya diri semakin
kuat. Begitu sebaliknya semakin sering mengalami kegagalan maka rasa tidak
percaya diri yang semakin mendominasi.[3]
2.
Faktor Eksternal
Faktor eksternal di bagi
menjadi dua, yaitu:
a. Faktor lingkungan sosial
Lingkungan sosial meliputi:
1)
Lingkungan sosial keluarga
Ketegangan keluarga, sifat-sifat
orang tua, pengelolaan keluarga, dan hubungan antar anggota keluarga, semua itu dapat memengaruhi kegiatan
belajar.
2)
Lingkungan
sosial sekolah
Guru, administrasi dan teman-teman sekelas
dapat memengaruhi belajar seorang peserta didik. Hubungan yang baik antara
ketiganya dapat menjadi motivasi bagi siswa untuk belajar lebih baik di
sekolah. Maka para pendidik atau guru perlu memerhatikan dan memahami peserta
didiknya.
3)
Lingkungan sosial masyarakat
Kondisi lingkungan tempat tinggal berpengaruh besar terhadap proses
belajar seorang peserta didik. Jika lingkungannya kumuh, tidak terawat, banyak
anak terlantar maka ia akan malas untuk belajar dikarnakan tidak ada teman
belajar dan sebagainya.
b. Lingkungan non_sosial
Faktor-faktor
yang termasuk lingkungan non-sosial adalah:
1)
Lingkungan alamiah
Kondisi lingkungan alam yang
mendukung akan memengaruhi proses belajar, seperti kondisi udara yang segar,
sinar yang tidak terlalu kuat, suasana yang sejuk dan tenang. Sebaliknya
kondisi alam yang tidak mendukung akan menghambat proses belajar.
2)
Faktor instrumental
Yaitu perangkat belajar yang dapat
digolongkan menjadi dua macam. Pertama hardware, seperti gedung sekolah,
alat-alat belajar, fasilitas belajar dll. Kedua software, seperti kurikulum
sekolah, peraturan-peraturan sekolah, buku panduan, silabus dan sebagainya.
3)
Faktor
materi pelajaran yang diajarkan kepada siswa
Faktor ini disesuaikan dengan perkembangan
peserta didik, begitu juga dengan metode mengajar seorang pendidik harus disesuaikan
perkembangan peserta didik pula. Oleh karena itu pendidik harus menguasai
materi dan beberapa metode belajar yang dapat diterapkan sesuai dengan kondisi
peserta didik agar dapat memberikan kontribusi yang positif terhadap aktivitas
belajar siswa.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari pembahasan di
atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses ketika tingkah laku di ubah
melalui praktik, latihan dan pengalaman. Dalam proses belajar itu sendiri
terdapat beberapa faktor yang berpengaruh besar, baik menghambat proses belajar
atau mendorong. Faktor-faktor tersebut secara garis besar dapat dikelompokkan
menjadi dua, yaitu:
1.
Faktor
dari dalam (internal)
a.
Faktor
fisiologi (fisik)
1)
Tonus
jasmani (kondisi tubuh)
2)
Fungsi
fisiologi (panca indera)
b.
Faktor
psikologi (psikis)
1)
Tingkat
kecerdasan
2)
Sikap
(attitude)
3)
Bakat
(aptitude)
4)
Minat
(interest)
5)
Motivasi
6)
Rasa
percaya diri
2.
Faktor
dari luar (eksternal)
a.
Faktor
lingkungan sosial
1)
Lingkungan
sosial keluarga
2)
Lingkungan
sosial sekolah
3)
Lingkungan
sosial masyarakat
b.
Faktor
lingkungan non-sosial
1)
Lingkungan
alamiah
2)
Faktor
instrumental
3)
Faktor
materi yang akan diajarkan
DAFTAR PUSTAKA
Baharuddin, Pendidikan Psikologi Perkembangan, Yogyakarta:
Ar-Ruzz media, 2009.
Sabri, Alisuf , Psikologi Pendidikan, Jakarta: Pedoman Ilmu
Jaya, 2010.
Wahib, Abdul dan mustaqim, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2010.
http://seputarkampusorange.blogspot.com, diakses tanggal 06 april 2013.
[1]
Baharudin, Pendididkan dan Psikologi Perkembangan (Yogyakarta:
AR-RUZZMEDIA, 2009) hlm. 163.
[2]
M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2010) hlm.
85.
[3]
Fajar Mallajareng, “Faktor Yang Mempengaruhi Belajar”, dalam http://seputarkampusorange.blogspot.com,
diakses tanggal 06 april 2013.
0 komentar:
Posting Komentar