Selasa, 13 Mei 2014

MAKALAH TENTANG WAHYU


WAHYU
MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Pengantar Studi Islam
Dosen Pengampu : Aang Kunaepi, M.Ag



Disusun Oleh :
Dedy Setiawan                         (133511040)
Lailin Uyun Munfaridah          (133511052)
Fiyya Elmila                             (133511071)


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Al-quran merupakan pedoman hidup  bagi segenap manusia yang mengakui kebenarannya. Nabi Muhammad Saw sebagai nabi terakhir yang dibekali dengan wahyu dalam bentuk al-quran, menyampaikan dan menyebarluaskan Al-quran kepada sahabat-sahabatnya, terus kepada generasi-generasi selanjutnya sampai kemapa umat dalam konteks kekinian.
Sejak Al-quran diturunkan, sampai saat ini kita dapati dalam cetakan-cetakan yang sangat teratur dan sistematis, begitu juga dengan penulisannya dalam ukururan besar dan kecil, tentu tidak terjadi dengan proses yang sederhana. Namun sebelumnya membutuhkan kerja keras para sahabat dan generasi selanjutnya, sehingga lahirlah Al-quran dalam bentuk mushaf seperti sekarang ini. Di samping itu berbagai cabang ilmu, yang masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda satu sama lainnya, muncul sebagai bagian yang tak terpisahkan dengan sejarah Al-quran secara umum. Seiring dengan perjalanan waktu dalam kondisi sekarang, sebagai pemerhati dan peduli terhadap eksistensi Al-quran, sepatutnya memahami esensi Al-quran dan ilmu yang berkaitan.

B.       Rumusan Masalah
1.      apa yang dimaksud dengan wahyu ?
2.      apa dan bagaimana cara iman kepada kitab Allah ?
3.      bagaimana identifikasi kitab Allah dalam prespektif Al-quran ?
4.      apa kedudukan Al-quran dan Al-quran sebagai mukjizat terbesar ?
5.      bagaimana manifestasi iman kepada kitab Allah ?
6.      apa yang dimaksud dengan As-sunah dan bagaimana kedudukannya ?


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Wahyu
Secara bahasa, kata wahyu berasal dari kata Al-wahy yang berarti tersembunyi dan cepat. Namun pengertian wahyu secara etimologi tidak hanya itu saja, melainkan meliputi banyak arti yang meliputi:
1.        Ilham sebagai bawaan dasar manusia, seperti wahyu terhadap ibu Nabi Musa As untuk menyusui, tercantum dalam surat Al-qashas: 7.
2.        Ilham yang berupa naluri dari binatang, seperti lebah membuat sarang di pohon, tercantum dalam surat An-nahl: 68.
3.        Isyarat yang cepat melalui rumus dan kode, seperti isyarat Zakaria yang diceritakan Al-qur`an, tercantum dalam surat Al-maryam: 11.
4.        Bisikan dan tipu daya setan untuk menjadikan yang buruk kelihatan indah dalam diri manusia, seperti dalam surat Al-an’am: 121.
5.        Apa yang disampaikan oleh allah swt berupa perintah kepada malaikat untuk dikerjakan, seperti dalam ayat Al-anfal: 12.
Sedangkan wahyu secara terminologi menurut Muhammad Abduh adalah pengetahuan yang didapati seseorang dari dalam dirinya dengan disertai keyakinan pengetahuan itu datang dari Allah, baik dengan melalui perantara atau tidak ataupun melalui suara yang terjelma dalam telinganya atau tanpa suara sama sekali.[1]

B.     Iman Kepada Kitab Suci
Allah menurunkan risalah berupa wahyu-wahyu kepada setiap Rosul yang diutus untuk setiap umat manusia. Rosul-rosul yang menerima wahyu-wahyu tersebut adalah manusia-manusia pilihan diantara kelompok-kelompok manusia tertentu. Sesuatu yang diterima oleh para rosul itulah wahyu yang dinamakan sukhuf atau kitab. Kitab itulah yang menjadi pedoman dan kamus atau undang-undang untuk umat yang dipimpinnya.
Beriman kepada kitab Allah yaitu percaya bahwa Allah telah menurunkan kitab kepada beberapa Rasulnya untuk menjadi pegangan dan pedoman hidpnya guna mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Iman kepada kitab Allah sama saja beriman kepada Rosul sebagai makhluk ciptaan Allah yang menerima kitab tersebut, iman kepada Malaikat sebagai penyampai kitab tersebut dan Allah yang menurunkan kitab tersebut. Dengan begitu ingkar kepada kitab Allah berarti ingkar kepada Allah, Malaikat dan Rosul.[2]
Jumlah kitab yang diturunkan kepada Rosul tidak pernah disebut jumlahnya dalam Al-quran, akan tetapi hanya disebut beberapa saja seperti yang kita ketahui yaitu Taurot yang diturunkan kepada Nabi Musa, Zabur yang diturunkan kepada Nabi Daud, Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa, dan Al-quran yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Pada dasarnya semua kitab itu memiliki pokok ajaran yang sama yaitu  untuk meng-esakan Allah SWT. Namun untuk saat ini kitab-kitab tersebut tidak lagi asli dikarenakan manusia telah menukar isinya dan mereka telah mencampur adukkan dengan buah pikiran mereka sendiri, kecuali Al-quran.[3]
Adapun fungsi  dari beriman kepada Kitab-kitab Allah SWT, yaitu :
1.        Mempertebal keimanan kepada Allah SWT karena banyak hal-hal kehidupan manusia yang tidak dapat dijawab oleh ilmu pengetahuan dan akal manusia, maka kitab-kitab Allah mampu menjawab permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan manusia, baik yang nampak maupun yang ghaib.
2.        Memperkuat keyakinan seseorang kepada tugas Nabi Muhammad SAW karena dengan meyakini kitab-kitab Allah SWT maka akan percaya terhadap kebenaran Al-Qur’an dan ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW.
3.        Menambah ilmu pengetahuan. Karena di dalam kitab-kitab Allah, disamping berisi tentang perintah dan larangan Allah, juga menjelaskan tentang pokok-pokok ilmu pengetahuan untuk mendorong manusia mengembangkan dan memperluaskan wawasan dengan perkembangan zaman.
4.        Menanamkan sikap toleransi terhadap agama lain. Karena dengan beriman kepada kitab-kitab Allah maka umat islam akan selalu menghormati dan menghargai orang lain.

C.    Identifikasi Kitab Allah dalam Perspektif Al-quran
Jumlah kitab yang diturunkan kepada Rosul tidak pernah disebut jumlahnya dalam Al-quran, akan tetapi hanya disebut beberapa saja seperti yang kita ketahui yaitu :
1.      Taurat
Allah SWT menurunkan kitab Taurat kepada Nabi Musa As. dalam bahasa Ibrani. Dalam Kitab Taurat ini terkandung hukum syarak dan keyakinan yang betul, dan juga menerangkan bahwa seorang nabi akhir zaman (Muhammad SAW) akan lahir dari keturunan Nabi Ismail As. Kitab Taurat yang asli tidak ditemui lagi pada masa sekarang kerana isinya telah ditokok tambah oleh orang-orang yahudi. Firman Allah tentang kitab Turat, yaitu :
!$¯RÎ) $uZø9tRr& sp1uöq­G9$# $pkŽÏù Wèd ÖqçRur 4 ãNä3øts $pkÍ5 šcqŠÎ;¨Y9$# tûïÏ%©!$# (#qßJn=ór& tûïÏ%©#Ï9 (#rߊ$yd tbqŠÏY»­/§9$#ur â$t6ômF{$#ur $yJÎ/ (#qÝàÏÿósçGó$# `ÏB É=»tFÏ. «!$# (#qçR%Ÿ2ur Ïmøn=tã uä!#ypkà­ 4 Ÿxsù (#âqt±÷s? }¨$¨Y9$# Èböqt±÷z$#ur Ÿwur (#rçŽtIô±n@ ÓÉL»tƒ$t«Î/ $YYyJrO WxŠÎ=s% 4 `tBur óO©9 Oä3øts !$yJÎ/ tAtRr& ª!$# y7Í´¯»s9'ré'sù ãNèd tbrãÏÿ»s3ø9$# ÇÍÍÈ  
Artinya :
sesungguhnya kami telah menurunkan kitab taurat didalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), yang dengan kitab itu diputuskan perkara orang-orang yahudi oleh nabi-nabi yang menyerah diri kepada Allah, oleh orang –orang alim mereka dan pendeta-pendeta mereka, disebabkan mereka diperintahkan memelihara kitab-kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya. Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. Dan janganlah kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit. barang siapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir.” Qs. Al-maidah: 44
2.      Zabur
Allah SWT menurunkan kitab Zabur kepada Nabi Daud As dalam bahasa Qibthi. Kitab Zabur tidak mengandungi hukum perundangan. Kandungannya hanya mengenai perkhabaran, cerita, zikir, doa serta hikmah-hikmah. Oleh sebab itu Nabi Daud tidak mempunyai syariat tersendiri, ia dan umatnya hanya mengikut syariat yang dibawa oleh Nabi Musa As. Firman Allah tentang kitab Zabur, yaitu:
y7š/uur ÞOn=ôãr& `yJÎ/ Îû ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÇÚöF{$#ur 3 ôs)s9ur $uZù=žÒsù uÙ÷èt/ z`¿ÍhŠÎ;¨Y9$# 4n?tã
<Ù÷èt/ ( $oY÷s?#uäur yŠ¼ãr#yŠ #Yqç/y ÇÎÎÈ  
Artinya:
Dan Tuhan-mu lebih mengetahui siapa yang (ada) di langit dan di bumi. Dan sesungguhnya telah kami lebihkan sebagian nabi-nabi itu atas sebagian (yang lain), dan kami berikan zabur kepada Daud.Qs. Al-isra’: 55
3.      Injil
Allah SWT menurunkan kitab Injil kepada Nabi Isa As. dalam bahasa Suryani. Diantara kandungannya yang utama ialah menyeru umat manusia agar meng-Esakan Allah SWT. Kitab Injil juga memberitakan akan kelahiran seorang Nabi dan Rasul diakhir zaman yaitu Nabi Muhammad SAW. Orang-orang Yahudi telah mengingkari akan kebenaran Allah SWT, Mereka telah menghimpunkan kitab-kitab ini menjadi satu yang diberi nama "Bible" kemudian mereka ubah isi kandungannya mengikut kehendak hati mereka agar berkesesuaian dengan kehidupan mereka seharian. Bible ini terbagi menjadi dua bahagian, yaitu bahagian Taurat dinamakan Perjanjian Lama (Old Testament). Kedua bahagia Injil dinamakan Perjanjian baru (New Testament). Firman Allah tentang kitab Injil, yaitu:
$uZø¤ÿs%ur #n?tã NÏd̍»rO#uä Ó|¤ŠÏèÎ/ Èûøó$# zNtƒótB $]%Ïd|ÁãB $yJÏj9 tû÷üt/ Ïm÷ƒytƒ z`ÏB Ïp1uöq­G9$# (
çm»oY÷s?#uäur Ÿ@ŠÅgUM}$# ÏmŠÏù Wèd ÖqçRur $]%Ïd|ÁãBur $yJÏj9 tû÷üt/ Ïm÷ƒytƒ z`ÏB Ïp1uöq­G9$#
Yèdur ZpsàÏãöqtBur tûüÉ)­GßJù=Ïj9 ÇÍÏÈ  
Artinya:
dan kami iringkan jejak mereka (Nabi-nabi Bani Israil) dengan ‘Isa putera Maryam, membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu: Taurat. dan kami telah memberikan kepadanya kitab Injil sedang didalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu kitab Taurat. dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa.” Qs. Al-maidah: 46
4.      Al-quran
Kitab suci Al Quran adalah sebuah kitab yang telah diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW Al Quran diturunkan dalam bahasa Arab. Di dalam Al Quran mengandungi hukum-hukum serta peraturan yang lengkap meliputi seluruh aspek kehidupan manusia, untuk mencapai kemakmuran hidup di dunia maupun untuk kebahagiaan hidup di akhirat. Ajaran yang disampaikan di dalam Al Quran untuk seluruh umat manusia di bumi ini. Ajaran yang termuat di dalam Al Quran lengkap dan sempurna, tidak akan berubah dan kekal selama-lamanya bahkan tetap dipelihara oleh Allah SWT. Firman Allah tentang kitab Al-quran, yaitu:
$¯RÎ) ß`øtwU $uZø9¨tR tø.Ïe%!$# $¯RÎ)ur ¼çms9 tbqÝàÏÿ»ptm: ÇÒÈ  
Artinya:
“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.”     Qs. Al-hijr: 9


D.     Al-quran dan Sejarah Turunnya
Al-quran adalah kitab suci umat Islam. Bagi Muslim, Al-quran merupakan firman Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril dengan lafal dan maknanya. Di dalamnya terkandung petunjuk dan pedoman bagi umat manusia dalam mencapai kebahagiaan hidup baik di dunia maupun akhirat. Secara etimologi Al-quran berasal dari kata qara’a, yaqra’u, qira’atan, wa qur’anan yang berarti “bacaan” atau “yang dibaca”. Pengertian tersebut sejalan dengan firman Allah dalam Al-quran surah Al qiyamah: 18
#sŒÎ*sù çm»tRù&ts% ôìÎ7¨?$$sù ¼çmtR#uäöè% ÇÊÑÈ  
Artinya:
apabila Kami telah selesai membacakannya Maka ikutilah bacaannya itu.
Sedangkan secara etimologi al-quran banyak dikemukakan oleh para ulama, diantaranya, yaitu:
1.      Ali Al-Shabuni dalam at tibyan fi ulum al-quran mengatakan bahwa Al-quran adalah kalam Allah yang bersifat mujizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara Malaikat Jibril dengan lafadz dan maknanya dari Allah SWT yang dinukilkan secara mutawattir, membacanya merupakan ibadah.
2.      menurut Dr. Subhi Al-Shalih dalam kitabnya mabahits fi ulum al-quran yang disepakati oleh ahli bahasa, ahli kalam, ahli fikih, dan ushul fikih yaitu Al-quran adalah  firman Allah yang berfungsi sebagai mujizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang tertulis dalam mushaf-mushaf yang diriwayatkan secara nutawattir dan membacanya merupakan ibadah.[4]
Jadi, Al-quran adalah firman Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad melalui Malaikat Jibril secara mutawattir (berangsur-angsur) baik lafadz maupun maknanya yang membacanya merupakan ibadah.
Al-quran mempunyai 114 surat, dengan surat terpanjang terdiri atas 286 ayat, yaitu Al Baqarah, dan terpendek terdiri dari 3 ayat, yaitu Al-’Ashr, Al-Kautsar, dan An-Nashr. Sebagian ulama menyatakan jumlah ayat di Al-quran adalah 6.236, sebagian lagi menyatakan 6.666. Perbedaan jumlah ayat ini disebabkan karena perbedaan pandangan tentang kalimat Basmalah pada setiap awal surat (kecuali At-Taubah), kemudian tentang kata-kata pembuka surat yang terdiri dari susunan huruf-huruf seperti Yaa Siin, Alif Lam Miim, Ha Mim dll. Ada yang memasukkannya sebagai ayat, ada yang tidak mengikutsertakannya sebagai ayat.
Ayat Al-Qur’an yang pertama diterima Nabi Muhammad SAW adalah 5 ayat pertama surat Al-’Alaq, ketika ia sedang berkhalwat di Gua Hira, sebuah gua yang terletak di pegunungan sekitar kota Mekah, pada tanggal 17 Ramadhan tahun 41 dari kelahiran Nabi, sampai 9 Dzulhijjah Haji Wada` tahun tahun 63 dari kelahiran Nabi atau tahun 10 H, tetapi pada dasarnya Allah menurunkan Al-quran kepada Rasul kita Muhammad SAW melalui tiga tahapan yaitu:
Pertama, Al-quran turun secara sekaligus dari Allah ke lauh al-mahfuzh, yaitu suatu tempat yang merupakan catatan tentang segala ketentuan dan kepastian Allah. Proses pertama ini diisyaratkan dalam Qs. Al-buruj (85) ayat 21–22.
Kedua, Al-quran diturunkan dari lauh al-mahfuzh itu ke bait al-izzah (tempat yang berada di langit dunia). Proses kedua ini diisyaratkan Allah dalam surat Al-qadar (97) ayat 1, “sungguhnya kami telah menurunkannya (Al-quran) pada malam kemuliaan.”
Ketiga, Al-quran diturunkan dari bait al-izzah kepada nabi dengan jalan berangsur-angsur sesuai dengan kebutuhan. Adakalanya satu ayat, dua ayat dan bahkan kadang-kadang satu surat. Mengenai proses turun dalam tahap ketiga diisyaratkan dalam Qs. Ay-syura’ (26) ayat 193–195.

E.     Kedudukan Al-quran  dan Al-quran sebagai Mujizat Terbesar
Al-quran adalah kitab suci terlengkap yang diperuntukkan bagi seluruh umat di dunia, khususnya umat muslim. Oleh karena itu, Al-quran memiliki peranan dan kedudukan penting dalam kehidupan manusia. Kedudukan-kedudukan tersebut yaitu:
1.        Minhajul Hayah (pedoman hidup)
Allah memerintahkan manusia menerima Al-quran dengan tidak ragu-ragu, dan meyakini kebenarannya sebagai petunjuk dan pedoman hidup, karena dari al quran itulah bersumber segala macam aturan tentang hal-hal yang harus dijadikan pandangan hidup bagi seluruh umat dalam memecahkan setiap persoalan.[5]
2.      Kitabul Hukmi wa Syariat (Kitab hukum syariat)
Telah ada kesepakatan di kalangan umat islam bahwa al quran juga merupakan sumber hukum yang paling utama, karena memang di dalamnya berisi hukum-hukum syariat yang harus dijalankan untuk mewujudkan kemashalatan hidup manusia di dunia dan akhirat.
3.      Kitabul Naba wal Akhbar (Kitab berita dan kabar)
Dalam Al-quran terdapat kabar berita tentang masa depan yaitu Yaumul Akhir, dan juga cerita-cerita masa lampau, Berita-berita tentang masa lalu dapat digunakan sebagai ibrah, sedangkan berita tentang masa depan merupakan peringatan dan mendorong untuk lebih giat dalam upaya mendekatkan diri kepada Allah SWT.
4.      Kitabul Tarbiyah (Kitab Tarbiyah)
Al-quran mendidik jiwa-jiwa manusia menjadi jiwa-jiwa yang mempunyai kemuliaan diri, mandiri, bebas dari penghambaan sesame makhluk, bermasyarakat, beradab dan tahu nilai-nilai murni sebagai manusia yang berperan sebagai khairu ummah.
5.      I’jaz Ilmi
Al-quran merupakan I’jaz ilmi karena ia menempatkan manusia ditengah etos ilmu dan membuka pintu-pintunya untuk mengkaji ilmu di dalamnnya banyak sekali hal-hal mengenai ilmu pengetahuan yang buktinya sudah bisa diungkapkan sebagai pembelajaran lebih lanjut bagi manusia.[6]
Selain memiliki peranan dan kedudukan penting dalam kehidupan manusia, Al-quran juga merupakan salah satu mukjizat yang diturunkan oleh Allah SWT kepada nabi Muhammad SAW. Bahkan Al-quran merupakan mukjizat terbesar yang diterima oleh nabi Muhammad. Disebut sebagai mukjizat terbesar dikarenakan al-quran merupakan hal yang luar biasa dan sangat berbeda dengan mukjizat-mukjizat lainnya. Al-quran merupakan sesuatu yang tidak akan pernah berubah sampai kapanpun. Apa yang terkandung di dalamnya akan tetap sama seperti pertama kali diturunkan, tidak berubah sedikitpun seperti kalanya kitab-kitab yang turun sebelum al-quran.
Sebagai sesuatu yang amat luar biasa tentu al-quran juga tidak dapat ditandingi oleh siapapun perihal kandungan, isi, ketelitian, bahkan  keindahan susunan dan gaya bahasanya. Manusia dan yang lainnya tidak akan pernah sanggup membuat hal yang serupa dengan al-quran. Seperti telah ditegaskan Allah SWT dalam firmannya pada surah al-Isra: 88.[7]
@è% ÈûÈõ©9 ÏMyèyJtGô_$# ߧRM}$# `Éfø9$#ur #n?tã br& (#qè?ù'tƒ È@÷VÏJÎ/ #x»yd Èb#uäöà)ø9$# Ÿw tbqè?ù'tƒ ¾Ï&Î#÷WÏJÎ/ öqs9ur šc%x. öNåkÝÕ÷èt/ <Ù÷èt7Ï9 #ZŽÎgsß ÇÑÑÈ  
Artinya:                                                                                                                
“Katakanlah: Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al Quran ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan Dia, Sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain".
Hal yang semakin meyakinkan bahwa Al-quran merupakan mukjizat terbesar adalah bahwa segala apa yang terdapat dalam Al-quran itu benar adanya, tidak ada keraguan sedikitpun tentang apa yang dipaparkannya. Misalnya tentang hasil-hasil penemuan terkait ilmu pengetahuan, sebenarnya sudah terdapat dalam Al-quran sejak berabad-abad lalu. Hanya saja manusia baru dapat menemukan kebenaran itu pada masa-masa ini. Bukan hanya itu, di dalam Al-quran juga telah diceritakan tentang sesuatu yang akan datang seperti hari kiyamat sebagai hari pembalasan. Itulah kiranya mengapa Al-quran disebut sebagai mukjizat yang paling besar.[8]

F.     Manifestasi Iman Kepada Kitab Allah
1.        Mengimani bahwa kiatab-kitab tesebut benar-benar turun dari Allah SWT.
2.        Membenarkan berita-berita yang terdapat dalam kitab-kitab tersebut. Seperti berita-berita dalam Al-quran, dan berita-berita dalam kitab-kitab sebelumnya yang belum mengalami perubahan dan penyimpangan.
3.        Mengamalkan hukum-hukum dalam kitab-kitab tersebut dengan penuh ridha dan penerimaan.
4.        Sebagai pedoman hidup manusia.

G.      As-Sunnah dan Kedudukannya
Menurut bahasa, As-sunah berarti jalan hidup yang dilalui atau yang dijalani, atau sesuatu yang sudah dibiasakan. Pengertian ini didasarkan pada Hadist Nabi Muhammad SAW yang atrinya: “Barang siapa membuat Sunah yang terpuji, maka baginya pahala Sunah tersebut dan pahala bagi orang yang menggunakannya, dan barang siapa yang membuat Sunah yang buruk, maka dia mendapat dosa Sunah yang buruk itu dan dosa orang yang mengamalkannya hingga hari kiamat. ”[9]
Dilihat dari segi bentuknya sunnah ada yang berbentuk perkataan, perbuatan dan persetujuan. Sunnah dalam bentuk perkataan adalah sabda nabi yang diucapkan dalam berbagai kesempatan yang berkaitan dengan penetapan hukum. Sunnah dalam bentuk perbuatan adalah tindakan-tindakan nabi Muhammad dalam berbagai urusan, baik yang berkaitan dengan ibadah maupun yang lainnya seperti halnya berkaitan dengan praktik sholat, manasik haji dan sebagainya. Adapun sunnah dalam bentuk taqrir adalah sikap atau respon rosulullah SAW terhadap berbagai perbuatan yang dilakukan sebagian sahabat dengan cara tidak melarang atau memerintahkannya, disertai indikasi adanya kerelaan atau memperlihatkan pujian atau dukungan.
Umat islam telah mengakui bahwa sunnah nabi dipakai sebagai pedoman hidup yang utama setelah Al-quran. Ajaran-ajaran islam yang tidak ditegaskan ketentuan hukumnya, tidak dirinci menurut petunjuk dalil yang masih utuh, tidak diterangkan cara pengamalannya dan atau dikhususkan menurut petunjuk ayat yang masih mutlak tentang Al-quran, hendaknya dicarikan penyelesaian dalam As-sunnah.[10]
Tingkatan atau kedudukan as-Sunnah berada di bawah tingkatan Al-quran karena as-Sunnah diterima secara dzanni berbeda dengan Al-quran yang diterima secara qath’I (meyakinkan). Kemudian adakalanyaq as Sunnah menerangkan sesuatu yang bersifat global dalam Al-quran, memberi komentar terhadap Al-quran dan membicarakan sesuatu yang belum dibicarakan dalam Al-quran.


BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Secara bahasa, kata wahyu berasal dari kata Al-wahy yang berarti tersembunyi dan cepat. Sedangkan wahyu secara terminologi menurut Muhammad Abduh adalah pengetahuan yang didapati seseorang dari dalam dirinya dengan disertai keyakinan pengetahuan itu datang dari Allah, baik dengan melalui perantara atau tidak ataupun melalui suara yang terjelma dalam telinganya atau tanpa suara sama sekali.
Beriman kepada kitab Allah yaitu percaya bahwa Allah telah menurunkan kitab kepada beberapa Rasulnya untuk menjadi pegangan dan pedoman hidpnya guna mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Iman kepada kitab Allah sama saja beriman kepada Rosul sebagai makhluk ciptaan Allah yang menerima kitab tersebut, iman kepada Malaikat sebagai penyampai kitab tersebut dan Allah yang menurunkan kitab tersebut.
Jumlah kitab yang diturunkan kepada Rosul tidak pernah disebut jumlahnya dalam Al-quran, akan tetapi hanya disebut beberapa saja seperti yang kita ketahui yaitu Taurot yang diturunkan kepada Nabi Musa, Zabur yang diturunkan kepada Nabi Daud, Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa, dan Al-quran yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Pada dasarnya semua kitab itu memiliki pokok ajaran yang sama yaitu  untuk meng-esakan Allah SWT.
Al-quran adalah firman Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad melalui Malaikat Jibril secara mutawattir (berangsur-angsur) baik lafadz maupun maknanya yang membacanya merupakan ibadah. Al-quran memiliki peranan dan kedudukan penting dalam kehidupan manusia. Kedudukan-kedudukan tersebut yaitu: sebagai Minhajul Hayah (pedoman hidup), Kitabul Hukmi wa Syariat (Kitab hukum syariat), Kitabul Naba wal Akhbar (Kitab berita dan kabar), Kitabul Tarbiyah (Kitab Tarbiyah), dan I’jaz Ilmi.




B.     Saran
Demikianlah makalah ini penulis paparkan, penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat kesalahan dan kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun, guna meyempurnakan dalam penyusunan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat. Amin Demikianlah makalah ini penulis paparkan, penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat kesalahan dan kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun, guna meyempurnakan dalam penyusunan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat.

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Rosihon, Pengantar Studi islam, Bandung: Pustaka Setia, 2009
Hadiri, Choiruddin, Klasifikasi Kandungan Al-quran, Jakarta: Gema Insani, 2005
Ichwan, Muhammad Nor, Belajar Al quran, Semarang: Rasail, 2005
Nata,  Abuddin,  Studi Islam Komprehensif, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011
Qattan, Manna’ Khalil, Studi Ilmu-ilmu Quran, Bogor: Pustaka Litera Antar Nusa, 2013
Razzak, Nasrudin, Dienul Islam Cet.20,Bandung:PT Almaarif, Tth
Shihab, M. Quraish, Mukjizat al-Quran: Ditinjau dari Aspek Kebahasaan, Isyarat Ilmiah, dan Pemberitaan Gaib  edisi.2, cet.2, Bandung: Mizan Pustaka, 2013
Zuhdi, Masjfuk, Studi Islam Jilid 1, Jakarta: Rajawali, 1998



[1] Manna’ Khalil Qattan, Studi Ilmu-ilmu Quran, (Bogor: Pustaka Litera Antar Nusa, 2013), hlm. 32
[2] Masjfuk Zuhdi, Studi Islam Jilid 1, (Jakarta: Rajawali, 1998) hlm. 43
[3] Nasrudin Razzak, Dienul Islam Cet.20,(Bandung:PT Almaarif, Tth) Hlm. 197
[4] Muhammad Nor Ichwan, Belajar Al quran, (Semarang: Rasail, 2005), hlm. 36
[5] Rosihon Anwar, dkk, Pengantar Studi islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2009), hlm. 170
[7] Nasrudin Razak, Dienul Islam, cet.20, hlm. 128
[8]M. Quraish Shihab, Mukjizat al-Quran: Ditinjau dari Aspek Kebahasaan, Isyarat Ilmiah, dan Pemberitaan Gaib  edisi.2, cet.2 (Bandung: Mizan Pustaka, 2013), hlm. 25
[9] Abuddin Nata,  Studi Islam Komprehensif, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011) hlm. 36
[10] Rosihon Anwar, dkk, Pengantar Studi Islam, hlm. 189-191